Pernahkah hatimu lelah , karna pikulan berat?
Adakah engkau mencari, perhentian dari beban?
Kenalkah kau Yesus, sobat yang setia?
Tahukah kau, Dia cinta dan janji, beserta slamanya.
Bagaimanakah hatimu, amatlah bersusah?
Siapakah akan menolong, yang mengerti semuanya?
Kenalkan engkau Yesus, sobat yang setia?
Tahukah kau, Dia cinta dan janji, beserta selamanya.
(Dari: Kaset Gita Mulia. Penerbit/Produser: Kabar Gembira Bandung. Buku Pendidikan Agama Katholik,7)
"Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat (Gereja)-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya" -Matius 16:18-
Jumat, 28 Mei 2010
Kamis, 27 Mei 2010
Pengalaman
Minggu, 23 Mei 2010
Berkomunikasi Dengan Tuhan Kapan Pun dan Dimana Pun
ernahkan anda ingin menelepon seseorang untuk menyampaikan sebuah berita penting.. tapi ternyata telepon genggam-nya tidak diangkat juga..? Pasti pernah.. Bagaimana perasaan anda saat itu? Pasti ingin marah dann jengkel.. Atau mungkin berusaha untuk sabar dan berpikir positif.. Siapa tau dia sedang sibuk atau tidur.. Sehingga tlp nya di silent.
Pernahkan anda ingin menelepon seseorang untuk menyampaikan sebuah berita penting.. tapi ternyata telepon genggam-nya tidak diangkat juga..? Pasti pernah.. Bagaimana perasaan anda saat itu? Pasti ingin marah dann jengkel.. Atau mungkin berusaha untuk sabar dan berpikir positif.. Sapa tau dia sedang sibuk atau tidur.. Sehingga tlp nya di silent..
Tapi kenyataan dia memang tipe orang yang suka memakai nada diam utk dering teleponnya.. Padahal telp itu adalah sumber mata pencaharian nya..
Nah, ini lah yang kadang kerap kali terjadi didalam kehidupan kita dgn Tuhan.. Kita telah di beri 'alat komunikasi' oleh Bapa agar Ia bisa menelpon kita kapan saja dan sebaliknya.
Hanya saja kita egois. Ketika kita menelpon Bapa, kita ingin Bapa langsung menjawab, merespon dan bila perlu apa yang kita mau langsung dikabulkan oleh Bapa.
Tapi, giliran Bapa menelpon, hati kita sedang 'silent', telinga kita tdk mendengarkan panggilan Nya. Seharusnya kita menyadari bahwa sebenarnya 100% telepon dari Bapa adalah sumber kehidupan kita. Apa jadi nya jika 100% sumber kehidupan itu tidak di responi?
Lalu, ketika Bapa mengingatkan kita untuk tidak mematikan 'nada dering' hati ini, kita sama sekali tidak menggubris nasihat Nya dan kita menjawab "Tuhan, to the point aja, aq sibuk nich.."
My fren, Bapa mungkin tidak pernah jengkel sebagaimana kita jengkel apabila telpon kita tidak diangkat oleh seseorang apalagi jika kita menelpon karena hal yang sangat penting.
Namun bapa akan sangat merasa sedih sekaligus bingung karena kebodohan kita. Ia sedih karena ia sangat mengasihi kita namun kita tidak mengasihi Dia.. Ia juga bingung. Mungkin Tuhan berkata,"anak-anakku berdoa meminta keselamatan, berkat dan anugerah. Ketika Aku hendak memberikan semua yang mereka ingini mereka malah diam tidak perduli dan tidak mau tahu"
My fren, bersyukurlah karena kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan kapan dan dimana saja. Berbahagialah karena Bapa selalu 'mengangkat telponNYA' saat kita membutuhkan Dia. Dan Ia bukan hanya sekedar mengangkat telpon,ia juga meresponi, menjawab dan melakukan segala cara agar apa yang kita sampaikan kepadaNYA bisa membuat kita lega dan bersukacita.
Mengapa kita lebih sibuk mengurus hal duniawi? Sehingga kita lupa untuk mendengarkan Tuhan. Mengapa kita sibuk mengurus diri sendiri yang membuat kita lupa bahwa Tuhan sedang menunggu kita. Tuhan seperti tamu yang kita biarkan duduk di ruang tamu atau di tunggu saat kita sedang sibuk mengurus ini dan itu.
Celakanya, kita lupa dengan Tamu istimewa itu sampai tamu itu sendiri pun sudah tidak tahu lagi berapa lama Ia telah menunggu kita. Mungkin kalo kita yang jadi tamu nya pasti udah jamuran..
My fren, 100% Tuhan adalah sumber kehidupan kita. Oleh sebab itu, ketika ia memanggil kita, segera jawab, jangan sengaja diam ato sengaja cuek dan melupakan nya..
Pernahkan anda ingin menelepon seseorang untuk menyampaikan sebuah berita penting.. tapi ternyata telepon genggam-nya tidak diangkat juga..? Pasti pernah.. Bagaimana perasaan anda saat itu? Pasti ingin marah dann jengkel.. Atau mungkin berusaha untuk sabar dan berpikir positif.. Sapa tau dia sedang sibuk atau tidur.. Sehingga tlp nya di silent..
Tapi kenyataan dia memang tipe orang yang suka memakai nada diam utk dering teleponnya.. Padahal telp itu adalah sumber mata pencaharian nya..
Nah, ini lah yang kadang kerap kali terjadi didalam kehidupan kita dgn Tuhan.. Kita telah di beri 'alat komunikasi' oleh Bapa agar Ia bisa menelpon kita kapan saja dan sebaliknya.
Hanya saja kita egois. Ketika kita menelpon Bapa, kita ingin Bapa langsung menjawab, merespon dan bila perlu apa yang kita mau langsung dikabulkan oleh Bapa.
Tapi, giliran Bapa menelpon, hati kita sedang 'silent', telinga kita tdk mendengarkan panggilan Nya. Seharusnya kita menyadari bahwa sebenarnya 100% telepon dari Bapa adalah sumber kehidupan kita. Apa jadi nya jika 100% sumber kehidupan itu tidak di responi?
Lalu, ketika Bapa mengingatkan kita untuk tidak mematikan 'nada dering' hati ini, kita sama sekali tidak menggubris nasihat Nya dan kita menjawab "Tuhan, to the point aja, aq sibuk nich.."
My fren, Bapa mungkin tidak pernah jengkel sebagaimana kita jengkel apabila telpon kita tidak diangkat oleh seseorang apalagi jika kita menelpon karena hal yang sangat penting.
Namun bapa akan sangat merasa sedih sekaligus bingung karena kebodohan kita. Ia sedih karena ia sangat mengasihi kita namun kita tidak mengasihi Dia.. Ia juga bingung. Mungkin Tuhan berkata,"anak-anakku berdoa meminta keselamatan, berkat dan anugerah. Ketika Aku hendak memberikan semua yang mereka ingini mereka malah diam tidak perduli dan tidak mau tahu"
My fren, bersyukurlah karena kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan kapan dan dimana saja. Berbahagialah karena Bapa selalu 'mengangkat telponNYA' saat kita membutuhkan Dia. Dan Ia bukan hanya sekedar mengangkat telpon,ia juga meresponi, menjawab dan melakukan segala cara agar apa yang kita sampaikan kepadaNYA bisa membuat kita lega dan bersukacita.
Mengapa kita lebih sibuk mengurus hal duniawi? Sehingga kita lupa untuk mendengarkan Tuhan. Mengapa kita sibuk mengurus diri sendiri yang membuat kita lupa bahwa Tuhan sedang menunggu kita. Tuhan seperti tamu yang kita biarkan duduk di ruang tamu atau di tunggu saat kita sedang sibuk mengurus ini dan itu.
Celakanya, kita lupa dengan Tamu istimewa itu sampai tamu itu sendiri pun sudah tidak tahu lagi berapa lama Ia telah menunggu kita. Mungkin kalo kita yang jadi tamu nya pasti udah jamuran..
My fren, 100% Tuhan adalah sumber kehidupan kita. Oleh sebab itu, ketika ia memanggil kita, segera jawab, jangan sengaja diam ato sengaja cuek dan melupakan nya..
Hanya Ia Yang Sanggup Pulihkan
Bila gelap diseluruh jalanmu
Bila tak ada lagi harapan
Putus asa jadi pilihan
Bila beban menghimpit hidupmu
Pertolongan tak kunjung datang
Dan kau tak sanggup lagi bertahan
Hanya Yesuslah jawaban
Hanya Yesuslah yang sanggup pulihkan
Dan berikan kelegaan di hidupmu
BUKA HATIMU BAGI DIA
IZINKAN KASIHNYA MEMULIHKANMU
"YESUS KAN SELALU ADA UNTUKMU"
Yesus tampil sebagai pribadi yang berbeda dari orang pada umumnya pada zamanya. Ia tampil dengan penuh kasih. Ia tampil sebagai sosok seorang gembala yang rela mengorbankan nyawa-Nya bafgi domba-domba-Nya. Ia kan selalu ada untukmu selamanya.
Sabtu, 22 Mei 2010
Kembali Pada Rumah Sejati
Di manakah rumah sejat kita?? Apa yang dimaksud dengan rumah sejati? Dirumah sejati kita akan memperoleh kehidupan yang kekal. Dimanakah dan siapakah rumah sejati yang kita maksud? Rumah sejati yang kita maksud adalah kita kembali pada Allah Bapa. Disana kita akan beroleh hidup yang kekal. Disana kita bertemu dengan Bapa. Bapa amat begitu menyayangi kita. Bapa selalu memberikan jalan keluar yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Bapa akan selalu mendengar doa kita. Saat kita mempunyai banyak masalah Ia selalu mendengar seluruh curahan hati kita. Ia selalu memberi solusi yang terbaik bagi kita. Dia adalah segala-galanya bagi kita. Ia kan selalu ada bagi kita. Ia adalah hakim yang baikdan adil. Ia akan menghakimi kita padaakhir zaman.
Barpasrah dan Berserah pada Tuhan
Mari kita berserah dan berpasrah padaTuhan. Jangan sampai kita jauh dari Tuhan. Tuhan selalu setia pada kita, menunggu, menjaga kita setiap waktu. Ia akan selalu setia pada kita. Ia adalah Bapa,sahabat,kekasih jiwa yang selalu setia pada kita hingga akhir hayatnya. Ia menebus dosa kita dan rela wafat dikayu salib. Berdoalah pada Dia. Dia akan selalu mendengar doa kita. Ia adalah Allah yang selalu sama dari dulu hingga sekarang. Ia selalu menjaga kita karena kita adalah anak-anak Allah yang selalu Allah kasihi. Hidup dan mati kita ada di tangan Allah Bapa. Percayalah bahwa Tuhan kita Yesus Kristus akan selalu menyertai kita sepanjang dan segala masa. Amin
Rabu, 12 Mei 2010
Berdoa
Yesus adalah pribadi yang suka berdoa. Seluruh hidup dan karya-Nya di hayati dalam kesatuan dengan Bapa-Nya. Sebagai seorang pendoa, Yesus melihat hidup-Nya sendiri adalah suatu doa yang dipersembahkan kepada Bapa-Nya (bdk. Luk 11:1-13). Yesus tidak lupa mencari tempat yang sunyi untuk berbicara dan mendengarkan Bapa-Nya setelah sepanjang hari melakukan karya-karya-Nya ditengah sesama.
Dalam doa-doa-Nya,Yesus selalu menyerahkan suka dan duka-Nya kepada Bapa-Nya. Bagi Yesus, bukan kehendak-Nya yang harus terjadi, melainkan kehendak Bapa-Nya.
Yesus mengajar kita untuk menyapa Bapa-Nya dalam doa "Bapa Kami". Dalam doa tersebut, Yesus mengajarkan suatu doa yang penuh dengan sikap penerahan, cinta kasih, keadilan, dan juga pengampunan.
Gembala Yang Baik
DalamYoh:11-15, Yesus justru tampil dengan sikap-Nya yang berbeda dengan sikap kebanyakan orang pada zaman-Nya. Yesus menyebut diri-Nya sebagai Gembala Yang Baik yang rela memberikan nyawa-Nya bagi domba-domba-Nya, Tindakan Yesus yang berani ini merupakan wujud dari cinta-Nya yang besar kepada manusia. Bagi Yesus yang terpenting adalah keselamatan seluruh umat manusia dan bukan keselamatan diri-Nya sendiri. Secara nyata sukap Yesus ini diwujudkan-Nya dalam hidup-Nya yang berani menyerahkan Nyawa-Nya sendiri hingga wafat disalib bagi manusia yang berdosa.
Langganan:
Postingan (Atom)