Berbagai peristiwa dan pergulatan hidup yang aku alami sepanjang tahun-tahun yang lalu telah memberi arti sangat dalam bagi kehidupanku, keluarga, dan orang-orang di sekitarku.
Bulan Maret 1997, anak kedua kami lahir. Aku mengalami kasih Tuhan yang begitu besar selama masa sembilan bulan kehamilan sampai kelahiran. Tidak seperti yang kukhawatirkan, semua proses operasi dan pemulihan pasca melahirkan berjalan lancar dan sangat menyenangkan. Dua bulan setelah kelahiran anak kedua, kembali aku mengalami pergumulan dalam menerima panggilan hidupku untuk melayani keluarga dan sesama. Kesungguhan dan ketulusan dalam menerima panggilanku kembali teruji. Pergumulan ini mulai terasa mewarnai kehidupanku sejak aku harus meninggalkan prestasi, kesuksesan, dan segala yang kubanggakan di kota asal setelah menikah dan mengikuti suami. Sebuah kota dengan orang-orangnya yang tidak mengenaliku dengan segala prestasiku. Keadaan yang mau tidak mau harus kuterima sebagai konsekuensi dari keputusanku sendiri. Kenyataan inilah yang kemudian aku sadari sebagai bagian dari rencana Tuhan yang indah bagiku.
Di tempat dengan lingkungan baru inilah, suatu proses pemurnian, proses pencabutan dari segala kelekatan-kelekatan yang menjadi berhala dalam hidupku, dimulai dengan sistematis, pelan tapi pasti. Suatu masa pemurnian yang merupakan kesempatan (sebenarnya) untuk menanggalkan segala beban-beban kedok yang selama ini kugenggam erat. Ujian bagi kemurnian motivasi dan ketulusanku dalam menggeluti berbagai pelayanan, yang saat itu menjadi ukuran penilaian kebaikan diri. Kenikmatan pujian, kekaguman, dan penghargaan orang yang membuatku melekat pada segala usaha, hasil jerih payah, dan perbuatan baikku harus kulepaskan. Suatu proses yang membutuhkan kelimpahan rahmat-Nya untuk membuatku dapat melampaui semua itu. Aku harus mulai berani menanggalkan topeng-topeng kesuksesanku, untuk kemudian mau percaya bahwa orang lain akan menerimaku apa adanya. Aku juga mulai dikenalkan pada panggilan hidupku sesungguhnya. Suatu kehidupan yang sama sekali berbeda dari harapan dan rencanaku sebelumnya. Benarlah firman-Nya: ”Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu dan jalanmu bukan-lah jalan-Ku demikianlah firman Tuhan.” Membina relasi yang mendalam dengan keluarga, sesama, dan Tuhan, selama ini sering kuabaikan dan bahkan terkadang harus menjadi korban karena pengejaran segala macam prestasi. Pelayanan terhadap suami, anak-anak, keluargaku dan sesama sebagai perwujudan cinta pada Tuhan, itulah panggilan hidupku sekarang.
Hidup baru sebagai titik balik dari kehidupanku yang lama, baru benar-benar kualami setelah aku menyerah pada kehendak-Nya. Tepatnya ini terjadi bulan Juni tahun 1997 yang lalu. Aku tidak sanggup lagi tawar-menawar dalam menerima panggilan-Nya. Hanya karena rahmat Tuhanlah, dengan rela aku sanggup melepaskan ambisiku untuk meraih gelar S2 dan sebagai gantinya Tuhan mengizinkanku kuliah lagi di STFT di bidang yang mendukungku untuk melayani sesamaku dan Tuhan.
Berkat rahmat-Nya aku pelan-pelan dilepaskan dari belenggu ambisi akan prestasi dan kesuksesan yang telah menjadi mamon dalam hidupku. Rahmat-Nya membuatku merasa cukup dan tak berkekurangan apa-apa lagi. Bahkan rahmat itu pulalah yang membuat-ku dapat keluar dari kungkungan pemenuhan kebutuhan diri untuk kemudian menjangkau orang lain di sekitarku. Rahmat-Nya membuatku berkecukupan dan berlimpah-limpah dalam segala hal. Rahmat-Nya telah mengubah pandanganku akan arti dan tujuan hidup ini.
Kelepasan dari segala keterikatan pada prestasi, karir, kesuksesan merupakan anugerah yang kusadari sebagai buah dari proses panjang campur tangan Tuhan yang tiada lelah menyadarkanku lewat berbagai peristiwa dalam hidupku khususnya setelah menikah. Perjuangan memang belum berakhir. Sampai saat ini pun aku masih harus terus berjuang. Pertumbuhan memang selalu disertai rasa sakit, keluar dari zona kenyamanan diri senantiasa melibatkan resiko dan membutuhkan keberanian. Di sinilah aku menyadari campur tangan-Nya. Rahmat-Nya menyertaiku dalam setiap langkah pertumbuhanku.
Melalui berbagai peristiwa, keadaan, dan dalam perjumpaan dengan banyak orang aku menyadari bahwa Tuhan senantiasa begitu dekat, memimpinku untuk tetap tinggal dalam kasih-Nya. Dengan kasih, Tuhan menyelenggarakan dan membimbing kehidupan kami sekeluarga. Melulu karena kemurahan-Nya, melalui berbagai kesempatan, aku boleh mengalami Dia yang HIDUP, Dia yang terlibat dalam berbagai persoalan hidup kami. Pertobatan dua kakak kami yang mengubah keadaan hidup mereka dan kehidupan kami sekeluarga, kami sadari sebagai buah rahmat-Nya yang perlu kami syukuri. Kepercayaan yang diberikan dan pelaksanaan berbagai tugas tahun-tahun terakhir ini, yang tidak pernah aku duga sebelumnya, benar-benar menyadarkanku akan peranan Allah dalam hidupku dan bahwa Ia turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan seturut kehendak-Nya.
Berbagai persoalan dan tugas yang telah aku hadapi dan jalani semakin menyadarkan diriku akan keterbatasanku dan perlunya penyerahan diri pada kemaharahiman-Nya. Kepercayaan yang diberikan atas berbagai tugas dan segala dinamika kehidupan keluarga kami, aku syukuri sebagai kesempatan untuk mempersilakan Tuhan membentuk kami sekeluarga seperti yang Dia inginkan, untuk membiarkan Tuhan melakukan apa pun atas diriku sesuai yang dikehendaki-Nya, untuk memberi ruang bagi Tuhan mengerjakan sesuatu yang tidak mungkin bagiku, menjadi mungkin. Penyerahan ini membawaku pada pergumulan tiada henti. Perjuangan terus-menerus, penipisan dinding ego, pemekaran diri sendiri melampaui rasa aman dan nyaman diri, perjuangan melawan segala keinginan diri akan pengakuan, penghormatan dalam melayani, peningkatan kewaspadaan terhadap kesombongan dan rasa bangga diri yang sewaktu-waktu timbul dalam diriku, penundukan diri di bawah firman-Nya, pergumulan terus-menerus untuk menjadi semakin kecil dihadapan-Nya. Hanya dengan rahmat-Nyalah aku mampu berjuang mengatasi kerapuhanku setiap hari.
Kiranya Tuhan yang menjadi Raja dalam hati kita, di hati bangsa ini, dalam kehidupan semua orang, supaya terciptalah keadilan dan damai di muka bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar