Kronologi ‘ancaman’ terhadap Gua Maria Giri Wening
08/05/2012
Gua Maria Giri Wening, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Jogyakarta
yang juga menjadi salah satu tempat wisata rohani dianggap sebagai salah
satu media kristenisasi. Akibatnya, muncul gangguan terhadap keberadaan
gua tersebut.
“Awalnya, sekitar dua minggu lalu tabloid ‘Media Umat’ milik kelompok Muslim Hizbut Tharir Indonesia (HTI) menulis sebuah artikel provokatif menentang keberadaan Gua Maria tersebut,” kata Theopillus Bella, Sekertaris Jenderal Religions for Peace Indonesia kemarin.
Ia menjelaskan, artikel tersebut berjudul “Kristenisasi Berkedok Tempat Wisata” yang dimuat dalam tabloid Media Umat Edisi 20 April – 3 Mei 2012, halaman 14.
Akibat hasutan tersebut, Minggu, (6/5) telah digelar tabliq akbar di Sengon Kerep, dekat Gua Maria yang diikuti sekitar 800 sampai 1.000 massa dari Klaten, Solo dan DI Yogyakarta.
“Untung sekali pihak kepolisian dan aparat keamanan terkait telah mengantisipasi dengan baik situasi keamanan dan malah menutup jalan menuju Gua Maria”, kata Theophillus.
Menurutnya, kecurigaan akan Gua Maria sebagai kedok kristenisasi sering terjadi. Sebelumnya pada April tahun 2010 Gua Maria di Desa Jati Mulya, Rangkas Bitung, Lebak, Banten diganggu warga dari daerah sekitar gua.
“Juga pada bulan November 2010 yang lalu ditemukan sebuah bom rakitan di Gua Maria di Prambanan, Klaten, DIY’, tambahnya lagi.
Selain itu, 14 Desember 2011 lalu, pada tengah malam Gua Maria Sendang Pawitra di Dukuh Sendang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dirusak orang tak dikenal. Kepala patung Bunda Maria hilang dan patung-patung malaikat dan tempat air suci dirusak. Salib kayu juga hilang.
“Polisi telah menyelidiki kasus ini, namun hingga kini mereka belum bisa mengungkap pelakunya,” kata Theophillus.
Diperoleh informasi, bahwa Gua Maria itu disegel Satpol PP pada Sabtu (5/5).
Foto: kaskus.us
http://indonesia.ucanews.com/2012/05/08/kronologi-ancaman-terhadap-gua-maria-giri-wening/
“Awalnya, sekitar dua minggu lalu tabloid ‘Media Umat’ milik kelompok Muslim Hizbut Tharir Indonesia (HTI) menulis sebuah artikel provokatif menentang keberadaan Gua Maria tersebut,” kata Theopillus Bella, Sekertaris Jenderal Religions for Peace Indonesia kemarin.
Ia menjelaskan, artikel tersebut berjudul “Kristenisasi Berkedok Tempat Wisata” yang dimuat dalam tabloid Media Umat Edisi 20 April – 3 Mei 2012, halaman 14.
Akibat hasutan tersebut, Minggu, (6/5) telah digelar tabliq akbar di Sengon Kerep, dekat Gua Maria yang diikuti sekitar 800 sampai 1.000 massa dari Klaten, Solo dan DI Yogyakarta.
“Untung sekali pihak kepolisian dan aparat keamanan terkait telah mengantisipasi dengan baik situasi keamanan dan malah menutup jalan menuju Gua Maria”, kata Theophillus.
Menurutnya, kecurigaan akan Gua Maria sebagai kedok kristenisasi sering terjadi. Sebelumnya pada April tahun 2010 Gua Maria di Desa Jati Mulya, Rangkas Bitung, Lebak, Banten diganggu warga dari daerah sekitar gua.
“Juga pada bulan November 2010 yang lalu ditemukan sebuah bom rakitan di Gua Maria di Prambanan, Klaten, DIY’, tambahnya lagi.
Selain itu, 14 Desember 2011 lalu, pada tengah malam Gua Maria Sendang Pawitra di Dukuh Sendang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dirusak orang tak dikenal. Kepala patung Bunda Maria hilang dan patung-patung malaikat dan tempat air suci dirusak. Salib kayu juga hilang.
“Polisi telah menyelidiki kasus ini, namun hingga kini mereka belum bisa mengungkap pelakunya,” kata Theophillus.
Diperoleh informasi, bahwa Gua Maria itu disegel Satpol PP pada Sabtu (5/5).
Foto: kaskus.us
http://indonesia.ucanews.com/2012/05/08/kronologi-ancaman-terhadap-gua-maria-giri-wening/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar