KELEMAH-LEMBUTAN: ST PAULUS DARI SALIB
Apabila Paulus memerintahkan sesuatu kepada religiusnya, ia tidak pernah menekan dengan kekuasaannya, melainkan dengan kelembutan, dan dengan cara yang halus itu ia membantu mereka untuk mentaati perintahnya. Cara ini biasanya menghasilkan kegembiraan dan sungguh berguna dalam menarik hati para religius.
Sebagai contoh, kita baca bagaimana ia menyerahkan tugas menjaga pintu kepada Broeder Markantonio. Sang Broeder sendiri mengisahkannya sebagai berikut: “Setibanya di Biara Santi Giovanni Paolo di Roma, saya langsung pergi menghadap Pater Paulus. Pada waktu masuk ke kamarnya saya merasakan pemusatan rohani, yang di kemudian hari selalu akan saya alami setiap kali masuk ke kamarnya. Karena hari sudah malam lagi gelap, saya berlutut dekat tempat tidur di mana Pater Paulus berbaring. Saya mencium tangannya dan ia membelai lembut kepalaku sambil berkata: `Oh, Broeder Markantonio terkasih, engkau akan menjadi penjaga pintu di biara suci ini. Aku memintamu datang ke Roma sebagai penjaga pintu, sebab untuk tugas ini diperlukan seorang yang tahu memelihara kesopanan dalam memandang, kebijaksanaan, dan etiket dalam pergaulan. Engkau dari Toscana; engkau cukup tahu berbicara dengan santun. Pada suatu kesempatan lain datanglah kepadaku dan aku akan mengajarkan bagaimana engkau harus bersikap sebagai penjaga pintu.' Saya hampir tak mau pergi lagi dari kamarnya, maka dengan berat hati saya mohon doa dan berkatnya. Ia berkata kepadaku, `Semoga Tuhan memberkati engkau; selamat Broeder Markantonio yang terkasih!' Saya keluar dengan kegembiraan besar dan mataku basah oleh airmata sebab hatiku teramat bahagia.”
dikutip dari: “Biografi St Paulus dari Salib - Pendiri Kongregasi Pasionis”, P. Carlo Marziali C.P., Kanisius 1989
yesaya.indocell.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar