Sabtu, 26 Maret 2011

MENGENAI KERENDAHAN HATI dikutip dari: “Mengikuti Jejak Kristus” oleh Thomas a Kempis (1380-1471)


Hendaknya janganlah terlalu mempedulikan siapa yang ada di pihakmu dan siapa yang menentangmu; tetapi upayakan yang terbaik agar Allah besertamu dalam segala yang kau lakukan. Upayakan hati nurani yang baik, maka Allah akan melindungimu dengan aman; tiada seorang pun dapat menyakitimu jika Allah berkehendak menolongmu. Jika engkau tahu bagaimana menderita dalam diam, engkau pasti akan menerima pertolongan Allah. Sebab Allah tahu saat dan cara terbaik untuk membebaskanmu, pasrahkanlah dirimu kepada-Nya, sebab Allah menolongmu dan membebaskanmu dari segala kekacauan.

Seringkali baik bagi kita, dan membantu kita untuk tetap rendah hati, jika orang-orang lain mengetahui kelemahan-kelemahan kita dan menegur kita untuk itu. Apabila seorang merendahkan diri atas kesalahan-kesalahannya, ia lebih mudah melegakan dan meredakan amarah orang-orang lain. Allah melindungi dan membebaskan orang yang rendah hati; Ia mengasihi dan menghibur orang yang rendah hati; Ia berkenan kepada orang yang rendah hati; Ia melimpahinya dengan banyak rahmat; kemudian, sesudah deritanya, Allah akan meninggikannya dalam kemuliaan.

Allah menyingkapkan rahasia-rahasia-Nya kepada orang yang rendah hati dan dalam kebajikan-Nya menarik orang itu kepada Diri-Nya. Apabila orang yang rendah hati menghadapi kesulitan, ia tinggal dalam damai, sebab ia bertaut erat kepada Allah dan bukan kepada dunia ini. Janganlah berpikir bahwa engkau telah mengalami kemajuan terkecuali jika

engkau merasa diri sebagai yang terendah dari antara semua orang.

Di atas segalanya, peliharalah damai dengan semua orang. Adalah lebih berguna menjadi orang yang cinta damai daripada orang yang cerdik pandai. Orang yang memperturutkan hawa nafsu kerapkali berpikiran jahat mengenai seorang yang baik, dan mudah percaya pada perkara-perkara yang paling buruk; seorang yang baik dan cinta damai menjadikan segalanya baik. Seorang yang tinggal dalam damai tak mencurigai siapa pun. Tetapi orang yang tegang dan digelisahkan oleh kejahatan dihantui oleh segala macam kecurigaan; ia tiada pernah damai dengan dirinya sendiri, pun ia tiada membiarkan orang-orang lain tinggal dalam damai. Ia sering berbicara ketika seharusnya diam, dan ia tiada dapat mengatakan apa yang sungguh bermanfaat. Ia sadar benar akan kewajiban orang-orang lain tetapi melalaikan kewajibannya sendiri. Jadi, pertama-tama giatkanlah dirimu sendiri, dan barulah engkau akan lebih layak untuk menggiatkan sesamamu.

Engkau sangat pandai dalam memaafkan dan membenarkan perbuatan-perbuatanmu sendiri, dan namun demikian engkau tak hendak mendengarkan dakwaan orang-orang lain terhadapmu. Adalah lebih tepat mendakwa dirimu sendiri dan memaafkan saudaramu. Jika engkau berharap orang-orang lain bersabar terhadapmu, terlebih dahulu bersabarlah terhadap mereka.

eh P. John Bartunek, LC, ThD Bagaimana Mengatasi Ketidaksabaran?

eh P. John Bartunek, LC, ThD

Seorang Fransiskan yang termasyhur, Broeder Justin, menggabungkan diri dalam Ordo St Fransiskus setelah menolak kemuliaan dan jabatan paling terhormat yang ditawarkan Raja Hungaria kepadanya. Selanjutnya ia maju begitu pesat dalam agama, hingga ia kerap mengalami ekstasi. Suatu hari, sementara sedang bersantap malam di ruang makan biara, ia diangkat ke udara dan diangkat mengatasi kepala para religius, untuk berdoa di depan sebuah lukisan Santa Perawan yang dilukis tinggi di atas tembok. Oleh karena perkara yang menakjubkan ini, Paus Eugenius IV memanggilnya dan memeluknya, tak membiarkan sang biarawan mencium kaki beliau; dan lalu, setelah memberinya tempat duduk di sampingnya, bapa suci berbincang-bincang panjang lebar dengannya, dan memberinya banyak hadiah dan indulgensi. Hal ini menjadikannya seorang yang sia-sia, dan pada waktu ia kembali, St Yohanes Capestrano yang bertemu dengannya mengatakan: “Betapa malang! Engkau pergi sebagai seorang malaikat, dan engkau pulang sebagai seorang iblis!” Sesungguhnya, semakin hari ia semakin sombong; ia membunuh seorang biarawan dengan sebilah pisau. Setelah melewatkan beberapa waktu lamanya dalam penjara, ia melarikan diri ke Kerajaan Naples, di mana ia melakukan banyak kejahatan, dan akhirnya mati dalam penjara.

yesaya.indocell.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar