Jumat, 04 November 2011

ADAKAH KKR KESEMBUHAN DALAM GEREJA KATOLIK?

Pertanyaan:

Salam sejahtera

Pertama-tama saya ingin menyampaikan bahwa saya sangat terbantu sekali dengan adanya situs ini untuk memahami Katolik. Saya pribadi belumlah dibaptis, tetapi dari kecil saya selalu mengikuti tata cara Katolik sebagaimana saya dibesarkan.

Saat ini saya ingin sekali mengikuti Yesus dengan lebih dalam lagi, dan berbagai cara saya lakukan diantaranya ikut kebaktian di gereja Katolik maupun Protestan. Semakin jauh saya mengenal keduanya, saya menemukan banyak sekali perbedaan diantara keduanya, yang membuat saya semakin bingung. Beberapa hal yang ingin saya tanyakan adalah:

1. Adakah KKR kesembuhan dalam agama Katolik? Beberapa waktu yang lalu saya datang pada acara KKR kesembuhan dan saya melihat banyak sekali masyarakat yang hadir. Namun terus terang saya tidak melihat sendiri ada benar2 warga yang disembuhkan secara dramatis. Saya sering mendengar bahwa KKR seperti ini sangat populer, terlebih bagi pendeta2 yang sangat terkenal semisal Benny Hin atau Pariadji. Apakah benar ada kesembuhan dari KKRsemacam ini? Dan apabila benar kesembuhan itu ada, apakah berasal dari Tuhan? BagaimanaKatolik memandang hal ini, karena setau saya hanya gereja Protestanlah yang mempunyai kegiatan semacam ini?

2. Pada acara KKR tersebut sang pendeta berkotbah tentang perumpamaan anak yang hilang (Lukas 15:11-32). Pdt tersebut menanggapi tentang bagian dimana si anak sulung merasa iri karena setelah sekian lama dia melayani bapanya, tetapi tidak sekalipun sang bapa pernah mengadakan pesta untuknya. Menurut sang pendeta, hal ini terjadi karena sang anak sulung tidak pernah meminta ayahnya untuk mengadakan pesta untuknya, dan hal semacam inilah yang sering terjadi pada umat Kristen dewasa ini, dimana mereka tekun dan setia melayani Yesus, tetapi tidak memperoleh penghidupan dan keselamatan yang layak (misal banyak hutang, miskin, sakit, dsb). Pak pendeta kemudian menegaskan bahwa hal ini tidak perlu terjadi, karena umat Kristen adalah anak raja yang kaya raya, yang akan diberi jika meminta apapun. Ia juga menegaskan bahwa cara berdoa yang hanya pasrah dan meminta sedikit saja adalah salah karena ini adalah pengaruh iblis yang tidak ingin melihat anak Tuhan kaya raya, sehat, dan bahagia sehingga seharusnya kita meminta sebanyak-banyaknya kepada Yesus, Bapa kita.

Apakah ajaran bahwa umat Kristen harus kaya dan makmur seperti itu adalah benar? Bagaimana pandangan Katolik mengenai ini?

3. Seorang teman Protestan baru-baru ini memberikan sebuah buku yang berisi kesaksian tentang surga dan neraka. Pada salah satu bab tertulis tentang Maria yang sangat memojokkan umat Katolik yang membuat saya terkejut, demikian isinya:

Sebagian Kisah Kesaksian gadis kecil (Janet Balderas Canela) berumur 8 tahun yang ditemui Yesus Kristus. – Penglihatan tentang kesedihan Maria.

——————————————————

Kami menunggang lagi dan tiba pada sebuah pintu yang setengah terbuka, Tuhan berkata, “Hamba kemarilah, sebab dibalik pintu ini adalah Maria. Mendekatlah dan dengar apa yang sedang dikatakannya, supaya kau dapat pergi dan katakan pada Umat-Ku, katakanlah pada mereka bagaimana Maria sedang menderita.” Saya mendekat dan melihat seorang gadis muda, yang sangat cantik, dan sangat elok parasnya. Sedang melihat melalui suatu jendela yang kecil. Dia sedang bertelut dan melihat kebawah memandang bumi, menangis karena kesakitan yang sangat.

Maria berkata, “Mengapa kamu menyembahku? mengapa, Jika aku tidak memiliki Kuasa! Mengapa kamu menyembahku? Aku tidak melakukan sesuatu apapun! Jangan menyembahku! Jangan bertelut padaku! Aku tak dapat menyelamatkanmu! Yang hanya dapat menyelamatkan, yang hanya dapat menebusmu ialah Yesus, yang telah mati untuk semua manusia! Banyak orang mengatakan aku memiliki kuasa, bahwa aku dapat mendatangkan mujizat-mujizat, tetapi semua itu tipu muslihat! aku tidak dapat berbuat apapun! Allah yang Maha Kuasa berkenan denganku dan menggunakan rahimku agar Yesus dapat lahir dan menyelamatkan setiap orang, tetapi aku tidak memiliki kuasa apapun. Aku tak dapat melakukan apapun! Jangan bertelut padaku! Jangan menyembahku! Sebab aku tak layak disembah. Hanya satu Yang layak, yang disembah dan didambahkan adalah Yesus! Dialah satu-satuNya yang menyembuhkan dan menyelamatkan!”

Saya dapat melihat wanita muda itu sedang dalam kesakitan yang sangat, penuh dengan kepedihan dan tangisan. Dia berkata, “Tidak! Tidak! Jangan menyembahku! Mengapa kamu bertelut padaku? Aku tidak melakukan apapun!” Saudara/i terkasih, sangat luarbiasa dapat melihat wanita muda ini, bagaimana dia menangis dengan kepedihan dan kesedihan.

—————————————————————————-

Bagian-bagian lain dari buku itu berisi tentang kesaksian 7 orang muda Kolombia tentang surga dan neraka, serta kesaksian2 yang serupa dari Ricardi Cid, Victoria Nehale, serta Jannet Balderas Canela tersebut. Apakah kesaksian semacam ini benar adanya dan pantas dipercayai? Mengapa saya tidak pernah mendengar kesaksian semacam ini dari Katolik?

Demikianlah beberapa hal yang sangat membingungkan saya dan saya sangat mengharapkan pencerahan mengenai hal ini agar tidak tersesat.

Terima kasih, Syenny


Jawaban:


Shalom Syenny,

1. Adakah KKR dalam Gereja Katolik? Ada. Silakan anda menghubungi Shekinah, jika anda berdomisili di Jakarta, atau jika anda berkesempatan pergi ke Cikanyere, Puncak, di gereja Lembah Karmel (Romo Yohanes Indrakusuma, O Carm) silakan mengikuti Misa Kudus di sana, yang biasanya diikuti dengan doa penyembuhan setelah Misa Kudus.

Dalam Gereja Katolik memang yang diutamakan adalah kesembuhan rohani, walaupun jika Tuhan berkenan, Ia tetap dapat memberikan mukjizat kesembuhan jasmani. Saya pernah mengalami kesembuhan jasmani melalui doa Misa Kesembuhan, itu terjadi di Manila Filipina tahun 2000 yang lalu, sehingga saya dapat mengatakannya. Saya percaya Tuhanlah yang memberikan karunia kesembuhan itu. Jadi bagi yang pernah disembuhkan melalui KKR, tentu saja mereka percaya bahwa kesembuhan itu dari Tuhan, terutama jika secara manusiawi itu hampir mustahil disembuhkan.

Sebagai orang Katolik, saya memang lebih menyarankan bagi umat Katolik untuk mengikutiKKR yang diadakan oleh komunitas Gereja Katolik, untuk mendapatkan pengajaran yang sesuai dengan pengajaran Magisterium Gereja Katolik.

2. Mengenai Luk 15:11-32 tentang perumpamaan anak yang hilang memang diceritakan kisah si sulung, yang iri hati karena Bapanya tidak pernah mengadakan pesta untuknya. Namun interpretasi yang diajarkan oleh Gereja Katolik adalah bahwa si sulung itu tidak menyadari besarnya belas kasih dari bapanya. Dan saya rasa interpretasi ini lebih tepat, dibandingkan dengan mengartikan bahwa kita harus meminta berkat (‘dipestakan’ pada kasus anak sulung itu), sampai- sampai menganggap bahwa doa yang berpasrah itu adalah salah.

Kita memang boleh dan bahkan harus meminta berkat dan pertolongan Tuhan (Mat 7:7; 1 Tim 2:1), namun kita tidak dapat memaksa Tuhan harus mengabulkan permohonan kita. (Atau dalam kasus si sulung di atas, memaksa/ mendesak Bapa harus mengadakan pesta baginya). Maka dalam kasus kehidupan kita, kita harus berusaha sebagai manusia (misal bekerja keras, berobat, dst), namun tetap menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Tuhan. Pada akhirnya, bukti iman yang dewasa adalah jika kita dapat berdoa seperti Yesus, “Bukanlah kehendak-ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (lih. Luk 22:42) atau seperti Bunda Maria, “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu.” (lih. Luk 1: 38) Jika seseorang mengatakan bahwa doa semacam ini salah, artinya ia menganggap ajaran Alkitab – yaitu contoh dari Yesus sendiri- itu salah. Saya pikir tidak seharusnya kita bersikap demikian.

Juga Gereja tidak mengajarkan bahwa kalau menjadi pengikutnya kita harus jadi makmur secara lahiriah. Kita dapat berusaha dan bekerja keras, namun Tuhan tidak menjanjikan bahwa semua yang mengikuti-Nya pasti makmur secara duniawi. Malah yang diajarkan, kita harus berhati-hati agar jangan sampai hati kita terikat pada uang dan kekayaan duniawi, sebab “cinta uang adalah akar dari segala kejahatan.” (1 Tim 6:10). Ayat ini berkaitan dengan ayat sebelumnya (ay.9), yang sangat jelas mengingatkan kita agar kita tidak mengejar kekayaan duniawi, “Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” Maka, hidup yang berkelimpahan yang dijanjikan Tuhan (Yoh 10:10) adalah hidup ilahi, dengan melalui Dia sebagai pintu menuju keselamatan kekal (Yoh 10:9).

3. Mengenai wahyu pribadi.

Dewasa ini kita melihat banyak orang meng-klaim telah melihat penglihatan ini dan itu, apalagi yang sehubungan dengan akhir jaman. Kita tidak perlu resah. Gereja Katolik memang sangat berhati-hati dalam mengatakan apakah wahyu itu otentik atau tidak karena masih perlu diuji oleh waktu dan mukjizat-mukjizat yang sungguh-sungguh terjadi, untuk membuktikan bahwa itu sungguh dari Allah.

Maka, saya menganjurkan anda waspada dengan klaim penglihatan-penglihatan semacam itu. Bagi saya sendiri, saya lebih mempercayai apa yang diajarkan oleh Gereja Katolik, karena sudah teruji dan dibuktikan oleh waktu dan fakta. Perlu anda ketahui juga, bahwa GerejaKatolik tidak pernah menyembah Maria. Jika kita berdoa kepada Maria, itu bukannya supaya ia mengabulkan doa kita, namun supaya ia mendoakan kita. Dasarnya adalah bahwa sebagai umat beriman kita dapat saling mendoakan, dan bahwa sebagai umat beriman kita beradadalam persekutuan orang kudus yang ikatannya tak terputuskan oleh maut, sebab maut itu sudah dikalahkan oleh Yesus.

Kita memang menghormati Bunda Maria, sebagai Ibu kita, karena Yesus sendiri telah memberikan Maria untuk menjadi ibu bagi murid yang dikasihi-Nya, yaitu kita semua (Yoh 19: 25-27). Umat Katolik menghormati Maria, karena pertama-tama Allah-lah yang menghormatinya dan memilih-Nya sebagai Ibu Putera-Nya sendiri. Allah tidak begitu saja hanya ‘meminjam’ rahim Bunda Maria. Bunda Maria telah dipilih oleh Tuhan dari sejak awal mula untuk menjadi Ibu Yesus, dan dikuduskan untuk maksud Allah itu. Jika Tuhan sedemikian spesifik dalam menentukan dan menguduskan tabut perjanjian yang berisi dua loh batu 10 Sabda perintah Allah dan roti manna di PL, maka Allah akan lebih lagi secara khusus menguduskan rahim Bunda Maria yang akan menjadi tabut Perjanjian Baru yang menjadi tempat kediaman Putera-Nya sendiri, yang adalah Sabda yang menjelma menjadi daging (Yoh 1:14) dan Sang Roti Hidup (Yoh 6:35)! Bagi saya, apapun yang dikatakandalam wahyu pribadi harus kembali kita periksa, apakah itu sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Alkitab dan ajaran Gereja Katolik. Hanya dengan cara demikianlah kita mengetahui ke-otentikan nubuat/ penglihatan.

Silakan membaca di situs ini artikel-artikel dan tanya jawab tentang Bunda Maria, persekutuan orang kudus, dan Akhir Jaman menurut pengajaran Gereja Katolik untuk memahami pengajaran tentang hal- hal ini. Semoga anda dapat menemukan kebenaran didalamnya, yang mendatangkan damai sejahtera.

Salam kasih dalam Kristus Tuhan,

www.katolisitas.org


1 komentar:

  1. bagaimanakah menghubungi romo Yohanes Indrakusuma, O Carm untuk mohon doa penyembuhan.

    BalasHapus