Kamis, 10 Mei 2012

Presiden Minta Pemuka Agama Beri Teladan

Presiden minta pemuka agama beri teladan

10/05/2012 Presiden minta pemuka agama beri teladan thumbnail
Belakangan ini kehidupan toleransi antarmasyarakat kembali diuji. Setelah kasus izin ibadah jemaat GKI Yasmin, Bogor, serta HKBP Filadelpia, Bekasi, muncul kasus pembubaran acara diskusi oleh anggota ormas tertentu.
Menanggapi itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta pemuka agama memberikan teladan bagi umat agar bisa lebih bertoleransi terhadap anggota masyarakat lain.
Permintaan Presiden SBY tersebut disampaikan Juru Bicara Presiden julian Aldrin Pasha di kantornya, Jakarta, Selasa (8/5) seperti dilansir sinarharapan.com.
Julian mengatakan, Presiden berulang kali telah menyampaikan keinginan agar ada kerukunan hidup beragama. Toleransi, solidaritas, dan harmonisasi hubungan masyarakat perlu dikedepankan.
“Tentunya Bapak Presiden mengimbau para pemuka agama agar bisa memberikan suatu teladan pada para umat agar bisa lebih bertoleransi untuk sama-sama menciptakan keadaaan yang harmonis, damai, dan tenteram,” katanya.
Karena itu presiden menekankan tidak boleh dibiarkan terjadi tindakan kekerasan atas dasar pembenaran terhadap ajaran agama tertentu.
Julian mengatakan, setiap perbedaan pandangan seharusnya bisa diselesaikan melalui dialog, tidak perlu dengan perselisihan maupun ketegangan.“Perlu suatu dialog yang lebih intensif dan komprehensif antarpemuka agama, para tokoh, dan dari unsur pemerintah daerah, untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang paling bijak terhadap masalah yang dihadapi saat ini,” ungkapnya.
Julian juga berpendapat kepolisian sudah menjalankan tugas mereka. Ia tidak sependapat jika kepolisian dituding memihak ormas tertentu. “Kalau dikatakan mereka mengambil posisi terhadap suatu permasalahan, kami kira tidak sepenuhnya benar karena memang apa yang mereka jalankan berusaha menjaga keamanan dan ketertiban,” ungkapnya.
Sementara itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo menyatakan langkah polisi yang ikut mendesak pembubaran diskusi di Salihara, Pasar Minggu, adalah untuk pengamanan. “Jika itu akan menimbulkan permasalahan, ya diamankan,” ujar Timur.
Seperti diketahui, polisi membubarkan secara paksa diskusi peluncuran buku feminis asal Kanada Irshad Manji dalam bahasa Indonesia yang digelar oleh Komunitas Salihara dan penerbit ReneBook, Jumat (4/5). Pembubaran itu dilakukan karena desakan dari anggota ormas tertentu dan warga sekitar Salihara.
Di kesempatan terpisah pada Seminar Pendidikan Politik Kebangsaan, Badan Pengurus Ut Omnes Unum Sint Institute menyatakan nilai-nilai Pancasila semakin bergeser. Buktinya, memudarnya semangat persaudaraan yang berujung pada terancamnya pluralisme. Ini seperti juga yang dialami jamaah Ahmadyah yang diserang sekelompok masyarakat antitoleransi di Cikeusik, Serang, Banten, 6 Februari 2011 yang mengakibatkan tiga orang meninggal.
Hal sama dialami oleh Jemaat Gereja HKBP Filadelpia, Tambun, Bekasi, di mana sekelompok massa melarang kegiatan ibadah HKBP Filadelpia di Desa Jejalen Jaya, Tambun Utara, sejak 2000.
Massa juga melakukan kekerasan terhadap jemaat HKBP Filadelpia. Maka Unum Sint Institute menyatakan perlunya segera dilakukan revitalisasi (penguatan) Pancasila sebagai ideologi dan pandangan hidup bangsa.

 http://indonesia.ucanews.com/2012/05/10/presiden-minta-pemuka-agama-beri-teladan/

1 komentar: